Mengenang Bubur Depan Rumah - metuomah.com

Jumat, 05 Juni 2015

Mengenang Bubur Depan Rumah

Bubur beras.
Awal Maret 2015, pemilik rumah yang kala itu menjabat sebagai ketua RT mendirikan gubug derita di depan rumahnya. Tanah pekarangan yang didirikan gubug, dahulu berdiri sebuah rumah (milik istrinya), saat terjadi gempa Jogja rumah itu roboh dan tidak dibangun lagi.

Gubug itu rencananya digunakan jualan aneka masakan istri ketua RT dan seorang ibu yang mengontrak di rumahnya. Pagi hari digunakan untuk si ibu pengontrak, siang sampai malam digunakan jualan si pemilik gubug.

Aku coba membeli bubur beras di pagi hari mumpung ada yang jual di dekat rumahku. Sepiring bubur dengan kuah sayur krecek dihargai Rp. 2000. Murah banget! Tambah dua bakwan goreng seharga Rp. 500 per bakwan. Sekali makan hanya mengeluarkan uang Rp. 3.000!!
Memang rasanya tidak karuan alias sayur krecek kurang bumbu :) . Maklumlah harga murah kok minta enak?
Gubug itu hanya bertahan sebulan karena dirubuhkan anak pemilik rumah, dan saat ini telah berdiri sebuah bangunan warung permanen. Paling tidak aku telah menjadi saksi sejarah, pernah ada bubur yang murah sekali di kota Jogja.

Share with your friends