Karnaval Ayo Melek Gizi 2016 Yogyakarta - metuomah.com

Kamis, 11 Februari 2016

Karnaval Ayo Melek Gizi 2016 Yogyakarta

Ahad 31 Januari 2016 Sarihusada - Nutrisi Untuk Bangsa mengajak warga Jogja memeriahkan Hari Gizi Nasional 2016 dengan Karnaval Ayo Melek Gizi 2016. Acara ini bertujuan untuk mendukung peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan gizi seimbang dan pola makan sehat. Sebelum menyambangi Jogja, Karnaval (Ayo Melek) Gizi sepekan sebelumnya diadakan di Jakarta.

Melihat keseruan teman-teman Jakarta dari pantauan di Twitter, aku jadi ingin ikut karnaval ini, jarang banget ada acara seperti ini di Jogja, apalagi gratis. Aku berangkat jam 05.30 WIB, cuma 15 menit sih dari rumah menuju kawasan Malioboro. Tapi karena rute karnaval dimulai dari kantor Dinas Pariwisata DIY di ujung jalan Malioboro dan finish di Monumen Serangan Umum 1 Maret di kilometer nol, aku harus cari parkir motor di dekat kilometer nol, agar sepulang acara bisa cepat ambil motor.

Akhirnya aku dapat tempat parkir di Masjid Muttaqien, selatan Pasar Beringharjo Jogja. Murah loh, tarif parkir flat Rp. 2000, bandingkan dengan di Malioboro yang tarifnya Rp. 2000 coret alias sesuka hati tukang parkir. Tak hanya aku saja yang parkir di situ, beberapa karyawan Sarihusada juga parkir motor di sini. Lho kok tahu mereka karyawan? Karena mereka sudah memakai kaos! Mereka juga mengarahkan rekan-rekan yang sudah berkaos untuk parkir di tempat yang sama.

Aku bersama mereka jalan kaki menuju kantor Dinas Pariwisata DIY. Luar biasa semangat para karyawan Sarihusada, mereka berjalan lebih cepat. Sebenarnya kami sama-sama takut tidak kebagian goodie bag :) . Karyawan memang sudah memakai kaos duluan, tapi keluarga mereka belum dapat kaos, makanya buru-buru agar masih kebagian goodie bag. 15 menit jalan kaki, alhamdulillah kami masih mendapat goodie bag.
Goodie bag.
Senam Zumba dan Pembukaan
Goodie bag yang kudapat berisi kaos, sebotol kecil air mineral, handuk kecil, jas hujan plastik, cakram gizi, dan snack.

Sebelum jalan sehat menuju Monumen SU 1 Maret, peserta diajak senam zumba sebagai pemanasan. Tak ketinggalan Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, Prof. Dr. Hardinsyah mengikuti senam zumba dengan penuh semangat, bahkan dua anak balita juga ikut senam. Aku malah sibuk ambil gambar.
Senam zumba.
Nggak paham.
Usai senam zumba, Prof. Dr. Hardinsyah berbagi pengetahuan tentang gizi kepada peserta. Terungkap, slogan 4 sehat 5 sempurna ternyata sudah “lengser” dan digantikan dengan gizi seimbang. Di situ kadang aku merasa sedih, karena baru tahu dan masih hafal lagu 4 sehat 5 sempurna. Padahal sudah sejak 2014 telah diterbitkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 41 tahun 2014, yang menuat Pedoman Gizi Seimbang. Download permenkes itu di sini.
Prof Dr. Hardinsyah.

Alasan slogan berubah menjadi gizi seimbang menurut Prof Dr. Hardinsyah adalah beberapa komponen kesehatan belum masuk dalam 4 sehat 5 sempurna, seperti aktivitas tubuh (olahraga), kebersihan, dan minum air putih.
Agus Budiyanto.
Diselingi dengan cooling down senam, Productivity & Local Sourcing Development Manager PT Sarihusada, Agus Budiyanto mengingatkan peserta karnaval untuk tertib selama karnaval, mempersiapkan diri dan bekal terutama bagi anak-anak, supaya tetap fit sampai Monumen SU 1 Maret.
Lucu juga.

Sambil peserta karnaval mempersiapkan diri, aku keluar dari halaman kantor Dinas Pariwisata DIY. Secara tak terduga bertemu dengan Walikota Yogyakarta, Drs. Haryadi Suyuti dan bersalaman, malah beliau yang menyapa duluan karena aku menundukkan kepala dan senyum pada beliau,, Sebagai warga kota yang baik harus kenal dengan pemimpinnya dong.

Di atas panggung, Walikota Yogyakarta didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Persatuan Kota Yogyakarta, beserta Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, dan Director Healthcare Nutrition Sarihusada melepas Karnaval Ayo Melek Gizi 2016.

Dalam sambutannya, Walikota Yogyakarta berharap acara karnaval ini mampu mendorong peningkatan status gizi masyarakat, terutama gizi balita di wilayah Kota Yogyakarta. Dan masyarakat umum bisa lebih memahami gizi seimbang.
Walikota Yogyakarta memberi sambutan.
Tak kurang 1000 orang tercatat sebagai peserta karnaval gizi, dimeriahkan oleh barisan sepeda onthel membawa sayur-mayur dan buah-buahan, jejaka berkostum buah, ibu-ibu srikandi berpanah dan prajurit bergodo, dua gunungan sayur-mayur dan buah-buahan, gadis pembawa pesan gizi seimbang, dan dua gerobak sapi.
Karnaval Ayo Melek Gizi di Monumen SU 1 Maret
Karnaval yang menempuh jarak kurang lebih 1 km berakhir di pelataran Monumen SU 1 Maret. Di tempat ini sudah berdiri tenda-tenda edukasi berkaitan dengan gizi seimbang. Masyarakat umum juga dipersilahkan turut berpartisipasi dalam kegiatan ini, semuanya gratis.
Operator drone.

Foto dulu sebelum mulai acara.

Tenda-tenda Karnaval Gizi Yogyakarta
Sebagian tenda di sisi selatan.

Setelah gapura masuk, berdiri tenda Refresh Zone, sudah tersedia susu gratis untuk pengunjung. Ada pilihan susu krim dan susu coklat. Karena disajikan dengan gelas plastik kecil, pengunjung mengambil beberapa gelas sebagai pelepas dahaga.
Minum susu.
Di sebelahnya ada tenda untuk media, untuk para jurnalis yang belum sempat mengambil press release di tempat registrasi kantor Dinas Pariwisata DIY.

Ketika sampai di Monumen SU 1 Maret, aku adalah pendaftar pertama di tenda Nutrition Consultant, yang terletak di utara tenda media. Pertama berat badan ditimbang lalu tinggi badan diukur, setelah itu mengukur massa tubuh dengan alat bernama IMT (Indeks Massa Tubuh).
Konsultasi gizi.
Sebelum pengukuran dengan IMT, semua barang dari logam yang menempel di tubuh harus dilepas terlebih dahulu, alat seperti stick Play Station ini dipegang dengan kedua tangan lurus 180 derajat. Alat tersebut mencatat indeks massa tubuh kita. Selanjutnya konsultasikan hasil IMT dengan para konsultan gizi dari Pergizi Nasional.
Alat IMT.
Di sisi selatan ada tenda Nursery & Diaper Room, tapi karena tidak ada yang memanfaatkannya akhirnya jadi tempat berteduh dari sengatan matahari.
Ibu menyusui dan ganti popok.

Di sebelahnya ada tenda Creative Corner, di sini adik-adik dapat mengenal gizi seimbang dengan cara menggambar, yang dipandu oleh kakak-kakak dari molagoods.com. Menggambar buah dan sayuran dengan sarana buah-buahan,, menarik kan.


Ada juga tenda Creative Cooking Class, kakak-kakak @CC_Kiddies membuat kreasi menu sehat untuk bekal sekolah. Selain itu di tenda ini juga diadakan lomba menghias makanan, karena itulah tenda ini ramai disinggahi karena dapat roti gratis... jika beruntung.


Dan yang paling ramai adalah tenda Nutrition Games karena banyak hadiah di sini, ada bolpoin, tumbler, dan dompet. Kukira orang dewasa tidak boleh ikut main, ternyata beberapa orang tua ikut game di sini karena ingin dapat dompet dan tumbler. Ada lempar bola ke jaring basket, lempar dadu dan rolet. Keluarga kami semenjak kecil dilarang main dadu dan rolet, karena itulah aku tidak ikut game di tenda ini.

Pengunjung juga bisa mengikuti lomba livetwit dan twitpic dengan hashtag #KarnavalGizi. Sudah disediakan tenda untuk lomba twitpic. Selain itu juga tempat cat tangan, sebagai pertanda siap menjalani hidup dengan gizi seimbang.


Di belakang tenda Nutrition Consultant, pengunjung bisa melukis wajah di area bernama Face Painting, semuanya gratis. Untuk adk-adik yang jenuh dengan suasana, bisa bermain di wahana permainan,,, yeiii bisa loncat-loncat.. Pengunjung juga bisa berteduh lho di bawah pohon rindang,, alangkah sejuknya udara di situ.
Loncat dan lompat.

Suejuk-suejuk.
Acara Karnaval Ayo Melek Gizi
Sementara pengunjung bertandang ke tenda-tenda, acara rangkaian karnaval juga dihibur oleh games dari pembawa acara, tari modern dari sanggar Sekar Mayang, Story Telling (dongeng) oleh Kak Adin, balet dari sanggar Cakra Kembang, dan penampilan band Dexter.
Kak Adin pendongeng.
Gagal paham.
Dexter band.
Prof. Dr. Hardinsyah juga mendapat kesempatan untuk menjelaskan kembali pentingnya gizi seimbang, masyarakat Indonesia saat ini baru konsumsi 33 gram sayuran, padahal idealnya 300g, sehingga belum dikatakan memenuhi gizi seimbang.

Di sela-sela penampilan para pengisi suara, diumumkan pemenang door prize dan pemenang lomba kreasi makanan. Kebetulan lagi, aku kenal dengan ibu pemenang nomor 4 :), beliau adalah aktivis kegiatan warga dan keagamaan di kampung.
Pemenang creative cooking.
Foto bersama.

Sayang banget aku nggak menang satu hadiah pun di acara Karnaval Ayo Melek Gizi 2016 Jogja, yasud.. yang penting ikut berpartisipasi, semoga tahun depan karnaval bisa lebih meriah lagi.

Share with your friends