Setelah menikmati Sate Sapi di Suruh [baca: Menikmati Sate Sapi Suruh di Tempat Asalnya], saya melanjutkan perjalanan ke Salatiga. Dengan ganti angkutan umum sebanyak dua kali, sampailah saya di tempat saudara saya. Di situlah saya disajikan makanan yang belum pernah saya lihat dan rasakan. Katanya bernama "Sup Matahari".
Bentuknya seperti hamburger restoran cepat saji manca negara; bulat. Tapi bukan roti lho ya, itu semacam kulit yang terbuat dari telur ayam untuk membungkus berbagai macam sayuran dan daging di dalamnya.
Saya kemudian bertanya pada saudara, belinya dimana harganya berapa? Kepo banget ya... Dia menjawab di Lawuh Ndeso di Jalan Pattimura Salatiga. Harganya kala itu Rp. 8.500/porsi.
Setelah saya cari di mesin pencari, beberapa orang sering checkin dan mengunggah foto ketika makan di Lawuh Ndeso Jalan Pattimura di Facebook [(06/08/2020) sekarang ada di Instagram]. Mudahnya, Jalan Pattimura adalah jalan ke utara menuju desa Bringin, dari bunderan kota Salatiga.
Kembali ke sup, Katanya, sup matahari adalah makanan khas daerah Solo. Untuk kebenarannya saya kurang tahu persis. Dan inilah bentuk sup yang saya terima kala itu. Sebuah sup matahari dalam kuah yang ditemani 1 seledri. Setelah dibuka, ditusuk dengan garpu, beginilah isi sup matahari.
![]() |
Lihat isi sup matahari, bikin ngiler. |
Isi yang mendominasi adalah cacahan dadu wortel, dilanjutkan kacang kapri, butiran jagung, sosis, dan sedikit potongan ayam. Karena saya suka sup, maka saya beri acungan jempol untuk sup matahari ini.... enak!