Lebaran H+5 2017, Makan Bubur Kacang Ijo di Warung Murni Jogja - metuomah.com

Kamis, 06 Juli 2017

Lebaran H+5 2017, Makan Bubur Kacang Ijo di Warung Murni Jogja

Setiap melewati warung bubur kacang ijo Murni di Jalan Tunjung Baru Yogyakarta, aku melihat selalu ada motor yang parkir di depannya, mengisyaratkan warung ini laris dikunjungi pembeli. Penasaran sih, dengan yang dijual di sini tapi tak pernah sempat mampir, selalu terburu waktu saat melewatinya.

Letak warung ini di timur minimarket Intan, atau pertigaan traffic light Jalan Dr. Sutomo – Jl Tunjung Baru, selatan jembatan layang Lempuyangan (cari di peta Google ada kok). Berukuran sekitar 3x3 meter dengan model L, warung ini buka 24 jam.

H+5 lebaran 2017 atau 29 Juni 2017 malam, aku mampir juga ke warung ini. Jadi ceritanya ba’da Isya’ aku ingin membeli barang di Jalan Mataram Yogyakarta, sebelum berangkat sempat lihat peta Google area tersebut merah pekat, artinya super sangat macet banget. Benar adanya, macet parah di segiempat Mataram - Senopati - Bhayangkara - Pasar Kembang. Sudah jauh dan melawan macet, barang yang ingin dibeli kualitasnya buruk, tidak jadi dong.

Setelah mampir ke toko lain, sampailah motorku di daerah Kridosono dan teringat ada warung bubur kacang ijo di dekat traffic light. Sudah berada di jalan yang benar,, eh.. ingin melongok ke situ cari yang hangat-hangat, kali aja buka. Ternyata warung buka, ketika itu jam 21.16 WIB dan jalanan terlihat sepi.
Burjo ketan hitam di Warung Burjo Murni.
Di situ sudah duduk 3 orang menikmati hidangan masing-masing. Kulihat daftar menu tertera di dinding yang menghadap jalan raya. Hmmm,, mahal juga jika dibandingkan bubur kacang ijo Madura langganan. Akupun memesan bubur kacang ijo campur ketan hitam, dan inilah penampakannya.
Daftar harga dan menu Burjo Murni.
Bubur tenggelam dalam kuah santan encer tanpa potongan roti tawar dan susu kental manis cokelat, dan... aku pesan tanpa es. Ketiga item itu dikenai biaya tambahan jika aku memesannya.


Bubur ini mengingatkanku pada warung bubur kacang ijo tahun 90an, dengan penjual mayoritas dari Kuningan Jawa Barat. Meskipun yang kunikmati tidak bisa menjadi pengganjal perut dan menghangatkan badan, lumayan sebagai penawar penasaran dan pengobat rindu makan bubur kacang ijo.

Share with your friends