Off-road di Perkebunan dEmmerick Salatiga - metuomah.com

Sabtu, 31 Maret 2018

Off-road di Perkebunan dEmmerick Salatiga

Rombongan sampai di Hotel d'Emmerick pukul 08.40 WIB, berhenti di atas wahana memanah. Mobil "mulus" di depan menurunkan penumpang, aku sendiri sudah siap-siap turun. Namun pengemudi malah melanjutkan perjalanan. Ternyata mobil SUV lain sudah berada di depan. Kukira akan diantar dekat tenda kami menginap, ternyata belok menuju perkebunan!

Jeritan saling bersahutan terdengar jelas di telinga, ada apa? Aku bingung, permainan apa lagi? Mobil di depan belum terlihat. Setelah sampai di jalan tanah berkelok, terlihat mobil setengah terbang setelah menghantam gundukan tanah basah. Jengjeng.... kejutan, kami mendapat off-road Jeep Trip Package!
Mobil safety car malah terperosok tanah liat basah.
Kebayang kan, menelusur jalan tanah yang sebagian ditanami pohon Karet. Jalur off-road sudah ada, pepohonan rindang membuat tanah perkebunan tetap basah meskipun tidak hujan. Pipa besi hasil modifikasi mobil jadi pegangan tangan-tangan kami. Mobil bergoyang kanan kiri, kadang terhempas menerjang medan. Kami hanya pasrah dengan keadaan, mengikuti gerakan mobil.

Baru mau memasuki kebun lebih dalam, Toyota Kijang kotak di depan selip ban. Meskipun 4 rodanya berusaha keluar dari kubangan tanah, tetap tidak berhasil. Ternyata mobil itu tidak membawa penumpang, hanya pengemudi saja. Kemungkinan penumpangnya adalah kru d'Emmerick, jadi mereka tidak ikut “Jeep Trip”.

Mobil-mobil off-road dibekali winch, sebagai persiapan jika bertemu keadaan seperti ini. Pengemudi mobil kami turun, membantu mengaitkan sling Kijang ke pohon depan mobil sebagai winching point. Pengemudi Kijang lalu menekan gas lebih dalam, dibantu tarikan winch. Sempat beberapa kali gagal tapi akhirnya selamat dari kubangan.
Terperosok.

Perjalanan dilanjutkan, oh tidak, ada rasa takut dan menantang diaduk jadi satu. Menjajah kebun ini bak adu drift dan slalom dengan medan berbeda. Sesampainya di cekungan agak dalam, mobil mulai kesulitan melewati, termasuk yang kutumpangi. Beberapa kali mobil slip, mencipratkan lumpur ke belakang dengan ganas. Om Sarbu yang duduk d depan berkata kepada pengemudi, "Kayaknya momen bagus nih, saya tak turun saja mengambil gambar."

Mas Teguh yang duduk di samping pun ikutan turun. Kelak aku tahu, itu cuma alibi karena mereka takut mobil hantam kiri dan kanan 😂.

Setelah mereka turun, aku pindah ke tempat duduk sebelah pengemudi, ingin tahu rasanya off-road yang sesungguhnya. Ketika mesin mobil mulai meraung untuk melewati kubangan, aku seperti digoyang kanan-kiri, RPM tinggi tapi mobil tidak beranjak lari. Ban slip di tanah berlumpur, hanya bisa goyang kanan-kiri. Sedikit bergerak maju, sisi kiri mobil oleng menghantam pohon. Posisinya pas dengan pintu depan. Beberapa kali percobaan mobil hampir terguling, akhirnya aku menyerah juga.... keluar dari mobil karena ketakutan wkkwkwk.

Setelah turun mobil dan berkumpul dengan teman-teman, Om Sarbu dan Mas Teguh tertawa. Mereka bercerita bahwa pernah mengalami kejadian serupa di Pemalang, makanya mereka tadi turun duluan. Karena tidak mau dicap penakut, mereka beralibi mau memotret. Dasar... 😁😁😁

Baiklah, sampai disini kisahnya. Semua mobil bisa melewati kubangan lumpur tersebut setelah ditarik dengan Toyota Hardtop. Kami melanjutkan perjalanan di jalan tanah... tetap naik mobil yang sama. Sebenarnya kami masih akan diajak mengitari kebun lagi, tapi kami minta sudah cukup karena akan persiapan pulang. Ini alibi juga, kami sudah lelah jiwa dan raga wkwkkwk 😂.

Sekian deh, pengalaman tak terlupakan. Mungkin aku tadi masih berani melanjutkan naik mobil off-road jika alat keselamatan tersedia lengkap. Sampai ketemu di program selanjutnya....

Artikel Terkait:
- Camping, Archery, dan High Ropes yang Menantang
- Menyambut Baskara di Puncak Telomoyo
- Kereta Api hanya Sekali Perjalanan, Penumpang Memilih Bus Solo-Semarang

Share with your friends