Communitea dot id, sebuah komunitas yang dulu sering mengorganisasi "hari tanpa mobil" di Jalan Jenderal Sudirman Yogyakarta, di awal kemunculannya mengadakan workshop dan seminar makanan tradisional Kotagede. Bertempat di Restoran Sekar Kedhaton, Jalan Tegal Gendu 28 Kotagede, Yogyakarta pada tanggal 29 Oktober 2016, mereka mendatangkan 2 narasumber. Narasumber pertama merupakan fotografer yaitu Thomas Wirananda, pembuat akun Instagram StreetFoodStories. Dan kedua adalah Prof. Murdijadi Gardjito, guru besar Fakultas Teknologi Pertanian, UGM.
Aku datang ke acara ini dan mengikutinya dari awal hingga akhir. Beberapa catatan tentang memotret makanan coba kutuliskan kembali, dengan beberapa modifikasi 😃 supaya lebih enak diikuti.
Syarat utama jadi fotografer makanan atau instagram adalah passion, hobi makan atau kuliner, dan hobi foto. Bukan berarti semua syarat harus dipenuhi, cukup satu saja. Orang yang tidak hobi makan bisa saja menjadi fotografer makanan yang handal, asalkan dia hobi foto atau memiliki minat di bidang fotografi makanan.
Kriteria memotret makanan yang baik adalah bikin orang ngiler, usahakan orang yang melihat hasil foto kita tertarik, ingin tahu lebih jauh, atau ingin mendapatkan makanan yang difoto. Jika hasil foto tidak menarik orang lain, mungkin foto tersebut kurang "menyentuh".
Alat yang digunaka untuk memotret bisa menggunakan kamera DSLR yang sebentar lagi diskontinyu, kamera mirrorrless, maupun telepon pintar yang kemampuannya terbatas.
Fotografi pada intinya adalah melukis dengan cahaya, karena modal utamanya cahaya. Bisa diilustrasikan pengambilan gambar yang bagus adalah jika obyek menerima cahaya dari arah jam 3, 9, dan 12. Perlu diperhatikan adalah "segitiga eksponen" yaitu ISO, aperture, dan shutter speed/kecepatan.
Aperture
Shutter Speed
2. top angle (dari atas).
3. below eye level.
ISO adalah urutan tingkat sensitivitas sensor kamera terhadap cahaya. Makin tinggi ISO, makin sensitif sensor terhadap cahaya. Sekarang ISO sudah canggih, jangan takut pushed ISO demi mengejar speed (supaya tidak shake/blur/goyang).
Aperture
Untuk mengambil gambar-gambar detil, F (diafragma) tidak lebih dari angka 2,8. Sedangkan mengambil gambar dari sudut atas (top angel) sebaiknya menggunakan diafragma 4-5, 6, dan seterusnya. Makin besar angka diafragma, maka fokus semakin merata.
Shutter Speed
Pengambilan gambar yang baik (khusus obyek diam), kecepatan tidak kurang dari 80. Sedangkan untuk obyek bergerak, kecepatan biasanya di atas 1/250.
Untuk sudut pengambilan gambar (angle) makanan, ada 3 sudut yang menjadi favorit tanpa mengesampingkan "rule of third"; yaitu
1. sudut 45 derajat.2. top angle (dari atas).
3. below eye level.
Rule of third adalah pembagian bidang foto menjadi 3 bagian atau 9 petak. Garis bagian tersebut membatu fotografer mendapatkan titik fokus utama. Perpotongan garis menjadi titik utama obyek.
Telepon pintar, meskipun memiliki kemampuan terbatas bisa mendapatkan hasil foto yang bagus dengan mengaplikasikan trik khusus. Sedikit tips untuk fotografer dengan telepon pintar adalah carilah tempat yang memiliki banyak jendela untuk membantu pencahayaan alami. Selain itu potretlah pada pagi atau sore hari.