Aku berangkat shalat Jum'at lebih cepat dari biasanya, karena masjid yang dituju berjarak 6 km 😀. Motor masih melaju pelan sebagai pemanasan, sebelum nanti gaspol rempol di jalan besar. Di mulut gang, kulihat 3 perempuan berboncengan naik motor otomatis sambil cekikikan tak peduli diperhatikan banyak orang dan jalan yang penuh polisi tidur. Mereka tidak merasa ada benda jatuh berserakan. Aku memungutnya sambil menunggu sekejap apakah mereka menengok ke belakang. Ternyata tidak, akupun meneruskan perjalanan.
Benda itu adalah gawai dengan jenama antah berantah. menurutku keren karena lebih tipis dari gawai yang beredar selama ini. Kulihat ada 2 simcard terselip, satu operator Indonesia dan satu lagi antah berantah. Setelah jum'atan selesai, gawai yang tercecer tadi kupasang dan kuhidupkan, berharap yang punya menelepon.
Setelah hidup, terlihat huruf antah berantah 😂. Aku menduga itu huruf Thailand. Mengubah menjadi English sulitnya minta ampun karena gawai terkunci. Untuk mengakalinya aku restart terus hingga aku bisa mengubah bahasanya wkwkkw. Layar gawai retak mungkin karena tadi terjatuh, dan aku tidak tertarik memilikinya, buat apa coba?
![]() |
Serda mie instant Thailand. |
Malam hari kuberanikan diri SMS ke salah satu kontak, memberitakan bahwa gawai temannya tadi jatuh, barang silakan diambil sendiri. Tak berapa lama ada yang menelepon dengan suara terbata dan kebingungan, aku sendiri tidak paham yang diomongkan. Mungkin orang yang menelepon belum lancar bahasa Indonesia. Kukatakan saja silakan ambil gawainya di depan masjid.
Baru saja gawai diletakkan ada telepon lagi, kali ini dari laki. Sama seperti sebelumnya, ngomongnya terbata (tapi agak mendingan) dengan logat aneh menanyakan gawai X (yeee, namanya siapa juga nggak tahu, tidak familiar di telinga Indonesia). Dia minta supaya gawai dititipkan di satpam UIN. Aku menolaknya, mau ambil ketemuan aja. Jatuhnya gawai sekitar 5 km dari UIN, apalagi aku bukan mahasiswa UIN?
Singkat cerita gawai diambil oleh laki-laki tersebut, setelah kuserahkan aku langsung balik badan. Selang beberapa langkah dia memanggil dan memberi tas kresek, ternyata isinya mie instant made in Thailand. Serda Instant Noodles with Tom Yum Shrimp Flavor.
English di bungkus memudahkanku mengetahui mie instan Thailand ini. Rupanya mie ini sudah bersertifikat halal dari sononya (Thailand, bukan Indonesia). Mie ini sengaja dibawa ke Indonesia (yang kehilangan gawai dan temannya) sebagai pengobat rindu #tssaaaaahhh, karena mereka kuliah di Jogja yang kepulangannya ke Thailand mungkin hanya setahun sekali saat Idul Fitri.
![]() |
Serda rasa tom yum udang. |
Sepekan kemudian Serda rasa Tom Yum kumasak seperti halnya memasak mie instan Indonesia. Buka bungkusnya taaraaaaa... mie nya kecil 😀 pertanda nggak bakal kenyang wkwkkw. Seperti halnya mie instan Indonesia, di dalam bungkus terselip kecap dan minyak.
Memang aslinya porsi kecil hanya 60 gram, tidak akan mengenyangkan. Tapi menurutku rasanya lebih enak dari mie instan kita, karena beda sumber air, penyedap rasa, bahan baku? Atau karena jenama luar negeri, atau aku belum pernah makan mie rasa tom yum? 😁😂😅 Pokoknya enak buat cemilan.
![]() |
Mie Serda setelah dimasak.. |
Kejadian ini berlangsung 3-4 tahun lalu 😄, makanya fotonya masih super jelek (sekarang cukup jelek, lumayan ada peningkatan). Kemungkinan kemasan mie instan sudah berubah. Mie ini diproduksi oleh Waiwai Thailand yang websitenya sungguh menyedihkan. Sepertinya bisa dibeli di ebay, amazon, atau pasar daring Malaysia karena pemasarannya sampai ke negara tetangga.
Kalau dikasih lagi mau? Jelas mau dong, tapi kalau beli sendiri enggak deh, sampai di Indonesia harganya lebih mahal daripada mie lokal 😁.
I always dreamt to try real Asian instant noodles. I am aware, they have a wide range of these noodles. It might be quite delicious.
BalasHapus