Soto Bathox Pitek Jowo, Makan di Antara Jalan dan Sawah - metuomah.com

Jumat, 28 Juni 2019

Soto Bathox Pitek Jowo, Makan di Antara Jalan dan Sawah

Saat akan ke tempat wisata rekreasi Lava Bantal, aku sengaja berangkat lebih cepat agar bisa sarapan di tengah perjalanan. Belum terpikirkan mau makan dimana, biasanya makanan yang punya rasa netral dan ramah kantong adalah masakan Padang, soto, bakso, mie ayam, dan bubur. Untuk sarapan mungkin soto atau bubur saja, lumayan bersahabat dengan perut. Maka sepanjang jalan mataku plirak-plirik untuk menemukan penjual kedua makanan itu.
Soto dan aneka kelengkapannya.
Di peta Google ternyata ada tempat jual soto yang cukup menonjol (terlihat tanpa memperbesar lokasi), namanya Soto Bathox Pitek Jowo. Agak alay memang nulisnya 😊, tapi orang yang terbiasa menggunakan bahasa Jawa pasti tahu artinya (biasanya ditulis bathok atau batok dalam KBBI). Tempat ini bukan yang lokasinya dekat candi dan hits di Instagram lho ya, jangan salah.
Soto bathox kebon pitek jowo dari seberang jalan.
Tempatnya agak unik, beberapa sepeda tua dipajang di dinding. Ada 2 tempat makan terpisah, tempat utama tinggal masuk sejajar dengan jalan raya. Sedangkan tempat kedua harus turun beberapa anak tangga karena kontur tanahnya turun. Aku lebih suka yang kedua karena lebih sejuk, lebih luas, dan pandangan ke jalan raya kepentok dengan rimbunnya tanaman. Di belakang warung ini masih terhampar sawah (yang waktu itu) menghijau, bener-bener mepet sawah sih..
Beberapa sudut warung soto.
Setelah memarkir kendaraan aku langsung pesan soto dan minum teh manis hangat, nggak perlu harus disamperin pekerja,,, kesuwen 😂. Kutunggu pesanan dengan duduk sambil memangdangi sawah dan jalan raya, aku belum tahu di sisi sebelah ada tempat yang lebih adem dan dingin (lembab + terkena angin dari arah sawah). Tak berapa lama, seperti biasa minumannya yang datang duluan. Setelah menyeruput teh sedikit-sedikit sambil melihat layar gawai, soto pun datang... hmm.
Pesan dan bayar di sini.
Soto ini rasanya khas Jogja, penampakannya seperti gambar di bawah. Disajikan dalam tempurung kelapa, bukan mangkuk dari kaca. Tapi sendok yang disediakan untuk pembeli bukan sendok tempurung, melainkan sendok soto atau biasa digunakan untuk makan bubur atau es dawet. Porsinya mendekati porsi soto Kudus, sedikit 😀, cukup untuk mengganjal perut hingga 3 jam ke depan.
Soto dalam bathox.
Cukup mengejutkan karena harganya cuma Rp6.000, benar-benar murah. Karena itulah banyak yang datang untuk sarapan, ada juga yang dibawa pulang. Harga soto dibawa pulang lebih mahal Rp1.000 daripada makan di tempat, kok gitu? 😶 Ohiya, parkirnya (waktu itu) juga gratis, lumayan ngirit kantong.

Usai membayar ke kasir, iseng nanya ke mbakayune kenapa nama warungnya ditulis agak aneh. Si mbakayune cuma mesam-mesem rajelas kepriye karepe 😃. Jam di gawai menunjukkan pukul 08.31 WIB, waktunya segera menuju Lava Bantal, tempat yang belum pernah kujamah sebelumnya.

Lokasinya ada di https://goo.gl/maps/idyN7sR2NbSk7isY6

Share with your friends

1 komentar

  1. This food looks very delicious. As I know, it is possible, in Asian countries, to eat tasty food, which will be cheap. This is very cool.

    BalasHapus