Tahukah pembaca dengan makanan bernama tumpang? Agar tidak ambigu, ada tambahan kata di depannya, yang populer adalah sambel tumpang. Bahan utama menu tumpang adalah tempe bosok (busuk), diolah bersama aneka bumbu dapur jadilah menu menu berkuah ini. Setahuku menu ini ada di daerah Jawa Tengah bagian selatan seperti Solo raya hingga Jawa Timur.
![]() |
Lupa, motretnya sudah di dalam mobil. |
Ketika aku menemani teman ke Maospati, dengan mengambil rute Solo - Sragen - Ngawi - Maospati, kami mampir makan di Depot Makan Dewi Sri di Barat, Kabupaten Magetan Jawa Timur. Pukul 10.00 WIB sampai di rumah makan yang terletak di dekat Pasar Barat ini, kami adalah pengunjung pertama yang datang 😁. Entah dengan pertimbangan apa memilih tempat ini, kalau aku sih lebih suka sate (tapi kayaknya harganya lebih mahal 😂).
![]() |
Baru buka sudah ada yang berkunjung. |
Karena baru saja buka, belum banyak menu yang tersedia. Bingung kan mau makan apa? 😀 Mau makan ayam, kok bosan (dari Ramadhan hingga selesai lebaran makan ayam melulu). Mau pesan menu lain, kok belum ada hehehe, maklum baru saja buka... Akhirnya aku pesan menu pecel tumpang berpadu dengan minum es lidah buaya.
![]() |
Pecel tumpang, krupuk harga terpisah. |
Kami juga memesan tempe dan tahu tapi sengaja tidak ditampilkan di artikel ini 😃. Oke, lalu bagaimana rasa pecel tumpang? Sebelas dua belas dengan sambel tumpang, tidak ada bedanya. Pecel tumpang hanyalah kumpulan sayuran yang biasa dipakai untuk bahan utama pecel, sedangkan bumbu (sambel) pecelnya diganti dengan kuah tumpang. Dari penampilan sangat mirip dengan pecel original, setelah dicicipi barulah terasa perbedaannya. Ohiya, yang kumakan ini tidak pedas 😆.
![]() |
Sebagian menu. |
Harga di Depot Makan Dewi Sri cukup murah dan terjangkau, tempat makan cukup nyaman dan kondusif untuk makan bersama keluarga. Kenapa temanku mengajak makan ke sini? Karena 6 bulan sebelumnya mengadakan reuni di tempat ini 😑. Jika sebelumnya reuni dengan teman sekolah, kali ini reuni dengan makanannya.
![]() |
Gazebo di depot makan. |
Selain gazebo, lesehan, juga ada tempat makan menggunakan kursi. Tempat ini juga menyediakan "rumah" yang bisa disewa untuk reuni dan acara lain. Kusebut "rumah" karena tidak seluas aula sekolah maupun gedung serbaguna desa.
Letak depot makan ini masuk jalan kecil, tidak terlalu terlihat dari jalan utama. Satu lagi, jangan bandingkan depot ini dengan kota besar seperti Jogja atau Solo, atau di tempat makan di jalan nasional yang selalu ramai dikunjungi orang bepergian. Karena yang kutulis ini berada di kecamatan yang lumayan jauh dari kota besar.
Ya ampunnnn, pengen ke sini deh, ngiler ama dawetnya hahaha
BalasHapusMurmer banget pula dawetnya.
Dulu pernah mampir waktu dari Jakarta ke Surabaya, dawet di daerah sana emang enak dan murmer :)
Sya malah belum pernah merasakan dawet, mungkin lain kali bisa nyobain. :)
Hapus