Banyaknya wisatawan dan mahasiswa di Jogja membuat bisnis kuliner menjamur, meskipun harus berdarah-darah agar bisa tetap eksis. Sebelum datang wabah Covid-19 pun persaingan sudah sangat ketat, tinggal seberapa kuat bisa bertahan.
Kalau lagi berada di Jogja, coba luangkan waktu dan uang mencicipi makanan cepat saji (fast food) ayam goreng tepung crispy yang didirikan di sini. Siapa tahu di masa mendatang tidak ada lagi #eh 😝. Beberapa jenama ayam goreng tepung lokal yang pernah kucicipi kutuliskan di bawah ini.
Kalau lagi berada di Jogja, coba luangkan waktu dan uang mencicipi makanan cepat saji (fast food) ayam goreng tepung crispy yang didirikan di sini. Siapa tahu di masa mendatang tidak ada lagi #eh 😝. Beberapa jenama ayam goreng tepung lokal yang pernah kucicipi kutuliskan di bawah ini.
![]() |
Sumber gambar: Freepik. |
Mayoritas penduduk Jogja tahu Olive, gerainya tersebar seantero DI Yogyakarta. Segelas es teh diberikan gratis kepada pengunjung yang makan di tempat. Harganya lebih murah daripada fried chicken jenama luar negeri, tapi rasanya tidak kalah. Porsi ayamnya besar, gorengannya kuning cerah, dan bumbunya meresap sampai dalam.
Baca juga: Wisata Halal Dimulai dari Diri Sendiri
Ada paket nasi maupun tanpa nasi, yang paling cepat habis adalah Paket Dada. Olive menggunakan saos dan sambal yang beredar di pasaran, jadi mereka lebih fokus pada pengolahan ayam. Kalau sudah makan ini, jangan sampai ada tepung yang terlewat! Tepung gorengnya bikin nagih hehehe....
Hingga tulisan ini terpublikasi, Olive tidak membuka kemitraan (franchise). Instagram resmi ada di https://www.instagram.com/olivefriedchicken.kak/.
2. Rocket Chicken
Aku beli ayam goreng di sini karena belum ada warung makan (selain soto dan bakso) yang buka setelah libur lebaran 😁. Sedikit bingung dengan banyaknya paket menu makan, menurutku juaranya ayam geprek. Jarang banget ada gerai fast food yang menyediakan menu geprek lho..
Baca juga: Bubur Kacang Ijo Warung Murni Jogja
Harganya cukup murah, dapat bonus es teh untuk makan di tempat maupun bawa pulang. Porsi ayamnya agak kecil, digoreng benar-benar matang dan tepungnya cenderung keras. Bumbunya kurang cocok di lidahku, tapi sekali lagi itu adalah masalah selera.
Hubungannya dengan grup Salim sebagai franchisor, mempercepat laju penyebaran gerai Rocket Chicken. Makanya, selain di Jogja juga bisa ditemukan di daerah lain, bahkan sampai luar Pulau Jawa. Web resmi: https://rocketchicken.co.id/info
3. Yogya Chicken
Pemain lama per-fried chicken-an Jogja, tapi gaungnya tidak seperti 2 jenama di atas. Pusat gerai di daerah Pelem Kecut, Gejayan Jogja. Sepertinya YC tidak terlalu ekspansif membuka outlet baru. Setahuku, beberapa gerai YC buka di daerah yang persaingan antar warung makan tidak begitu ketat.
Porsi ayamnya rata-rata lah dan digoreng dengan kematangan haqiqi. Belum pernah beli langsung karena biasanya aku makan ini dapat gratisan 😂. Instagram resmi: https://www.instagram.com/_yogyachicken/
4. Dirtychicks
Baru sekali aku beli bungkus di Dirtychicks. Setelah bayar, ditawari apakah ayamnya ingin digeprek? Akupun memilih digeprek dengan 1 cabe. Setelah sampai rumah, kardus kubuka. Tidak kutemukan saos dan sambal sachet... hehe ya sudah, mungkin karena ayamnya tadi sudah digeprek.
Aku merasa agak janggal, karena ada kecut-kecutnya sedikit. Kusisakan sedikit potongan ayam, ngetes seberapa tahan ayam jenama ini. 4 jam kemudian kucoba untuk makan (sore), ayamnya sudah bau dan tidak layak dimakan lagi. Setelah itu belum pernah beli lagi.
Kabarnya Dirtychicks sudah tutup, kurang tahu ganti nama, kepemilikan, atau benar-benar tutup. Artikel mengenai hal ini bisa dibaca di halaman lain blog ini.
Penutup
Ada yang mau menambah perbendaharaan per-chicken-an fast food asli jogja? Silakan tulis di komentar ya... Terima kasih.